Hari ini ane di barisan depan. Ane cuman pegawai kantoran biasa.
bukan anggota ormas, bukan parpol, tapi hari ini, ane ada di barisan depan.
Jalan masuk ke arah istana merdeka.
Pasukan brimob udah rapi dengan tameng-tamengnya memblok jalan ke arah istana. Lengkap dengan mobil militer di belakangnya. Massa sudah tepat dihadapan mereka.
Tau apa yang massa lakukan?
Mereka duduk, iya duduk, seperti duduknya orang-orang tausiah
Seseorang yg dipanggil-panggil habib, yang ane ga tau namanya berteriak, tau apa yang ia teriakkan?
" Jagalah akhlak kita ... "
" Jagalah akhlak kita ... "
" Jagalah akhlak kita ... "
" Duduklah "
Massa semua duduk, dengerin orasi dengan tenang
" Kita disini bukan karena politik, kita disini bukan karena pilkada, kita disini untuk membela Allah dan Rasulnya "
sampe tiba-tiba dari belakang, ada sekumpulan orang yang baru aja dateng langsung teriak-teriak
" Udah dobrak aja, dobrak aja "
mereka memotong masuk ke tengah orang-orang yang lagi duduk, langsung menuju ke pasukan brimob seolah pengen langsung mendobrak tameng-tameng mereka. ini jelas seruan yang provokatif. Spontan orang-orang berdiri , wah ini mulai ga bener nih, situasi mulai ga terkendali
Tau apa yang orang yang dipanggil sebagai 'habib' ini dan massa mereka lakukan ?
mereka bershalawat. Iya mereka bershalawat. Langsung shalawat menggema , hilanglah seruan provokasi tadi tertelan gema shalawat
Pas udah tenang, adzan ashar berkumandang
Tau apa yang massa lakukan ?
Mereka shalat, iya mereka langsung shalat. di jalan. Tepat di samping pasukan brimob yang memblokade jalan. benar-benar pemandangan yang kontras.
Dalam sholat ane ga bisa nahan tangis, inilah 'habib' yang media jadikan momok ketakutan, inilah 'massa' yang media jadikan momok kekerasan.
Alhamdulillah sebelum pulang ane sempatkan salaman dengan salah satu brimob disana
" Saya pamit "
" Terima kasih pak, selamat bertugas. Assalamualaikum "
Kulitnya memang hitam, di pinggangnya memang ada senjata, tapi senyumnya tulus menjawab salam ane.
"Waalaikumsalam"