Rabu, 27 Agustus 2014

Akhlak Dalam Berdakwah


please be safe

”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. 
(HR: Bukhari dalam shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu’bil Iman dan Hakim).
 
Sedih rasanya masih sering menemukan orang-orang yang menasehati dengan cara menyakitkan hati. Kadang nyindir, kadang nyinyir. Kalau kita posisikan diri sebagai yg disindir, juga pasti tidak akan nyaman. Lagipula belum tentu juga yang disindir akan menangkap maksud kita dengan baik, Yang disayangkan kita lebih sering ingat menyampaikan kebenaran namun lupa kalau juga harus dengan kasih sayang. Teringat pula seperti yang Rasulullah katakan tentang adab nasehat menasehati yaitu jangan dihadapan orang lain, tapi langsung kepada orang yang dimaksud dan dengan sembunyi sembunyi.

Bagaimana mungkin kita ingin orang lain berakhlak mulia tetapi kita menyampaikannya dengan akhlak yang tidak mulia?

Gimana mau nyampein dengan akhlak yang mulia kalau di hati kita belum tertanem kasih sayang. Yang sering malah dengki, benci, apalagi kalau yang didakwahin menghina, dan emang jalan dakwah bukanlah jalan yang mulus, bukan jalan yang penuh dengan pujian orang, penuh dengan senyuman orang, penuh dengan penerimaan orang, malah justru sebaliknya. Bagaimana kita memposisikan sayang di hati walau kita ditolak, dihina, dicaci. harus siap dengan kondisi yang kayak gini. Mudah untuk dikatakan, tapi sulit untuk dipraktekan. Dakwah dengan rasa ingin orang lain selamat, rasa ingin orang lain bahagia walaupun ditolak, diremehkan, dihina, benar-benar butuh hati yang bersih.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, kelak Allah Yang Maha Pengasih akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.
(QS Maryam [19]:96)
 
Kalau hati udah bersih, ketika melihat orang lain berbuat salah, ingin orang itu bertaubat. Ketika melihat orang lain sedih, ingin orang itu tersenyum. Ketika melihat orang yang belum mengenal islam, ingin orang itu mengenal islam agar selamat. Tanpa rasa dengki, tanpa rasa benci, apalagi rasa di hati kita yang suka memvonis orang lain bersalah, berdosa, lebih rendah, dan dibenci oleh Allah.

Bagaimana mungkin kita mau memvonis setiap orang sedangkan Allah SWT, penciptanya, lebih sayang kepada makhluknya daripada siapapun.

Lakukan karena Allah, hati lurus, menghadap ke Allah, sama sekali tidak mengharapkan balasan apapun dari makhluk-Nya. Ini pondasi yang harus setiap muslim tanam dalam-dalam, bersihkan hati, agar sayang terpatri.

http://cdn1.tnwcdn.com/wp-content/blogs.dir/1/files/2014/04/helping-climb-520x245.jpg
http://sahidsucsesduniaakhirat.blogspot.com/2012/10/dakwah-rasulullah-pada-periode-mekkah.html
https://www.facebook.com/SurauTBR/posts/494582713910999
http://imamsuhadi.wordpress.com/2012/10/06/kasih-sayang-landasan-dalam-dakwah/
mandar nur aslam

0 komentar :

Posting Komentar

Mari berkomentar dengan baik, benar, dan sopan :D

 
;